Wednesday 23 September 2015

HARI PANGAN SEDUNIA : Petani Pejuang Pangan dan Gizi Bangsaku

pergizi.org/haripangan



   Ada yang gak tahu KPR? Kalau belum tahu datang saja langsung ke rumah saya, soalnya rumah saya KPR. Singkat tentang KPR yaitu kepanjangan dari Kredit Perumahan Rakyat, biasanya sudah ada cirri khusus dari progam ini semisal bentuk dan jenis bangunan sama, berpetak-petak, ada satpamnya dan sebagainya. Akan tetapi yang ingin kami bahas disini bukan tentang KPR tapi tentang pertanian, pangan dan gizi. Loh apa hubungannya dengan KPR?
   Gini  sobat, di HARI PANGAN DUNIA ini sangat ironis sekali melihat fenomena seperti ini. Bagaimana tidak, setiap kita lihat berita tentang pertanian yang ada malah impor beras, gula, garam, maupun sapi. Menurut saya sih ini menggelitik sekali, di tanah air yang seluas ini kenapa tidak bisa produksi pangan sendiri? Apakah kurangnya SDM? Ya tentu saja tidak. Di Negara ini banyak banget orang-orang pinter, dari yang otodidak sampai yang bergelar professor. Lalu kenapa terjadi seperti itu, jawabannya adalah pemerintah, karena Kita sebagai orang awam hanya bisa berkoar-koar di media social, facebook, twiter, maupun blog kayak ini.
   Kembali ketopik, di Negara yang lahan pertaniannya sangat luas ini semakin lama semakin sempit bak baju kayu yang dimakan rayap, ini dikarenakan banyak developer-developer dan pengusaha-pengusaha yang memakan tempat. Bagi developer/pengembang sawah dibeli dijadikan rumah, ladang dibeli dijadikan gudang, istilahnya SAWAH TUMBUH RUMAH, LADANG TUMBUH GUDANG.
Dalam konteks ini yaitu petani yang notabene adalah pemproduksi pangan atau bisa dibilang petani tulang punggung pangan dan gizi bangsaku yang untuk keberlangsungan hidup untuk manusia kini kehilangan banyak lahan untuk bercocok tanam. Sudah sangat jelas sekali ini adalah sebab-akibat, tak ada sawah tak ada gabah (padi), tak ada ladang tak madang (makan).
   Bisa kita lihat sendiri banyak perumahan yang dulunya sawah, kemudian yang dulunya gudang disulap jadi gudang, gudang pabrik, gudang tekstil, gudang batik dan sebagainya. Nah, ini adalah PR buat pemerintah untuk membuat peraturan tentang itu dan seharusnya pemerintah justru menyadiakan ladang dan sawah untuk para petani dan jadikan petani pejuang pangan dan gizi bangsaku agar kesejahteraan petani terjamin dan rakyat Indonesia semakin cerdas dengan produksi pangan yang melimpah jangan sampai terjadi pula petani hidup dan mati bangsaku. Karena petani dan bangsa adalah berkesinambungan.

Saturday 12 September 2015

GENERASI KEDUA

Alhamdulillah atas rahmat Allah Ta'ala telah lahir anak kami yang pertama
DZIKRA HAQEEA HAQ
Pekalongan 8 September 2015 M / 25 Dzulqo'dah  1436 H

Semoga menjadi anak yang sholihah.......